Haii semua, kali ini D upload materi tentang alat indera penghlihatan, smoga artikel dibawah ini bermanfaat buat kalian ya :D
A. Struktur Mata
Mata mamalia, khususnya manusia, berbentuk sferikal (bulat agak lonjong) dengan diameter 2,5 cm dan terletak di dalam rongga mata (orbit) pada tengkorak. Bolamata dilindungi oleh tulang dahi dan tulang pipi. Mata memiliki bagian-bagian luar yaitu alis mata, kelopak mata, kelenjar air mata, dan bulu mata.
1) Alis Mata
Alis mata merupakan kumpulan rambut kasar yang terletak di atas mata. Alis mata berguna untuk mencegah keringat dan kotoran dari dahi masuk ke dalam mata.
2) Kelopak Mata
Kelopak mata berguna untuk menutup bola mata dan melindungi bola mata dari debu dan cahaya yang menyilaukan. Kelopak mata akan segera menutup jika ada cahaya yang terlalu terang atau ada benda yang akan masuk ke mata. Tanpa disadari, kita sering menutup dan membuka kelopak mata, yang sering disebut berkedip. Gerakan yang demikian disebut gerakan refleks. Gerakan kelopak mata yang sekaligus membersihkan kornea.
3) Kelenjar Air Mata
Di dalam kelopak mata terdapat kelenjar air mata yang menyekresi air mata. Air mata merupakan cairan yang mengandung garam Natrium Klorida (NAHCO3). Ar mata menyebar ke seluruh permukaan mata pada saat mata berkedip untuk melumasi, melembabkan dan membersihkan mata dari partikel-partikel debu atau benda-benda asing. Air mata juga mengandung lizozim, yaitu enzim pembunuh bakteri yang melindungi mata.
Air mata berguna untuk :
a) Membasahi kornea,
b) melindungi mata dari kuman, serta
c) menjaga mata dan bagian dalam kelopak mata agar tetap sehat dan lembut.
4) Bulu Mata
Bulu mata dapat diumpamakan sebagai tirai (kisi-kisi). Kegunaan bulu mata adalah sebagai berikut :
a. Mengurangi cahaya yang masuk ke mata apabila cahaya itu terlalu terang.
b. Mencegah debu dan kotoran agar tidak dapat masuk ke dalam mata.
Bola mata terdiri dari tiga lapisan jaringan, yaitu : sclera, koroid, dan retina.
a) Lapisan mata pertama (sclera)
Merupakan lapisan terluar yang berwarna putih dan keras, terdapat kornea yang merupakan lapisan depan yang menonjol dan transparan yang membantu mengatur cahaya yang masuk ke dalam mata.
b) Lapisan kedua (Koroid)
Merupakan lapisan tengah yang banyak mengandung pembuluh darah. Fungsinya sebagai penyedia makanan bagi bagian yang lain dari mata.
Pada Koroid terdapat bagian sebagai berikut :
1. Iris (selaput pelangi), yaitu :
Bagian yang mengandung pigmen mata, ada yang berwarna biru, hitam, atau coklat. Iris berguna untuk mengendalikan ukuran pupil. Di belakang iris terdapat lensa mata yang berbentuk bikonveks. Lensa mata mempunyai daya akomodasi, yaitu kemampuan pemfokusan obyek pada jarak yang berbeda. Lensa ini membagi bola mata menjadi 2 ruang. Ruang depan berisi aqueous humour yang berfungsi menjaga bentuk kantong depan bola mata dan ruang belakang berisi vitrous humour yang berfungsi menyokong lensa dan menolong atau menjaga bentuk bola mata.
2. Pupil
Berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam bola mata. Penyempitan pupil karena cahaya sangat terang disebut kontriksi, sedang pelebaran pupil karena cahaya redup disebut dilatasi.
c) Lapisan ketiga (Retina/selaput jala)
Retina berfungsi mengubah energi gelombang cahaya ke dalam impuls saraf. Pada bagian terdalam retina terdapat beberapa bagian, yaitu :
1. Serabut saraf
2. Reseptor (Fotoreseptor)
a. Sel batang (basillus), peka terhadap cahaya redup, mengandung pigmen yang oeka terhadap cahaya yang disebut rodopsin.
b. Sel kerucut (konus), peka terhadap cahaya terang, mengandung pigmen rodopsin. Ada 3 macam sel kerucut yang masing-masing peka terhadap rangsang warna merah, biru, dan hijau.
3. Gonglia
4. Bintik kuning (fovea centralis/macula lutea), merupakan bagian retina yang paling peka terhadap cahaya karena mengandung sel kerucut.
5. Bintik buta (vanava lutea), merupakan bagian retina yang tidak peka cahaya karena tidak mengandung saraf, sel batang, dan sel kerucut.
Mata normal (emmetropi) adalah yang dapat memfokuskan sinar sejajar yang masuk ke mata tepat di bintik kuning di retina. Proses melihat dapat dijelaskan secara singkat melalui skema berikut :
Rangsang cahaya -- kornea -- aqueous humour -- lensa mata -- vitreous humour -- retina (fotoreseptor) -- saraf -- otak -- kesan melihat.
Sedangkan urutan jalannya cahaya adalah sebagai berikut :
Kornea -- aqueous humour -- pupil -- lensa -- vitreous humour -- retina.
Mata mamalia memiliki struktur yang kompleks, yaitu terdiri atas sejumlah besar sel reseptor cahaya dan warna serta struktur-struktur tambahan, misalnya lensa yang membantu kerja sel-sel reseptor. Mata memiliki beberapa bagian penting, yaitu sclera, konjungtiva, kornea, koroid, badan siliaris, retina, iris, pupil, lensa mata, fovea, bintik buta, ligament suspensor, saraf optik dan otot mata.
1) Sklera
Merupakan lapisan pembungkus bola mata yang tersusun dari jaringan ikat yang kuat berwarna putih buram dan tidak tembus cahaya, berfungsi untuk melindungi dan mempertahankan bentuk bola mata.
2) Konjungtiva
Merupakan selaput mukosa yang tersusun atas epitel tipis yang membatasi bagian dalam kelopak mata dan bagian depan sclera. Konjungtiva menyusun epitel kornea, berfungsi melindungi kornea dari gesekan.
3) Kornea
Di bagian depan Sklera terdapat lapisan kornea yang transparan sehingga memungkinkan cahaya masuk ke mata. Kornea berfungsi membelokkan (membiaskan) cahaya untuk membantu pemfokusan (pemusatan) cahaya ke retina.
4) Koroid
Merupakan suatu lapisan sel-sel berpigmen hitam yang terletak di bagian belakang bola mata,di belakang retina. Mencegah pantulan (refleksi) cahaya di bagian dalam bola mata retina dengan cara menyerap semua cahaya yang masuk ke mata merupakan fungsi koroid.
Koroid berisi banyak kopiler darah yang memberi nutrisi dan oksigen, terutama untuk retina. Bagian depan koroid membentuk badan siliaris dan iris.
5) Badan Siliaris
Tersusun atas otot-otot melingkar dan menjari yang membentuk suatu cincin di sekeliling lensa pada bagian depan mata. Badan silairis melekat pada lensa melalui ligamen suspensor. Kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris mengatur cembung pipihnya lensa untuk menyesuaikan pemusatan (pemfokusan) cahaya. Badan siliaris memproduksi aqueous humour.
6) Retina
Terletak dibelakang mata dan tersusun atas sel-sel saraf serta sel-sel fotoreseptor (sel-sel yang peka/sensitif terhadap cahaya). Sel-sel fotoreseptor pada retina terdiri atas sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Kedua sel fotoreseptor bersinapsis dengan sel-sel saraf bipolar dan sel-sel saraf bipolar bersinapsis dengan sel-sel saraf ganglion. Serabut-serabut saraf ganglion keluar dari retina untuk membentuk saraf optik yang berpusat di otak, yaitu di korteks visual. Karena memiliki sel-sel fotoreseptor, retina berfungsi mendeteksi ada tidaknya cahaya.
7) Iris atau Selaput Pelangi
Iris merupakan jaringan berbentuk cakram melingkar yang terdapat persis di depan lensa, iris tersusun atas serabut otot sirkuler dan radias. Di tengah-tengah bagian di depan iris terdapat lubang yang dinamakan pupil (anak mata). Bagian iris berfungsi seperti diafragma, yaitu mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan cara mengatur ukuran pupil.
Otot-otot di dalam iris dapat berkontraksi dan berelaksasi membuat pupil menjadi lebih besar atau lebih kecil. Pada saat cahaya terang, pupil menjadi lebih kecil. Sedangkan pada saat cahaya redup, pupil membesar sehingga lebih banyak sel-sel fotoreseptor pada retina yang distimulasi. Perubahan ukuran pupil merupakan gerak refleks yang diatur oleh sistem saraf otonom.
8) Pupil
Adanya lubang di tengah iris memungkinkan cahaya masuk ke mata. Besar kecilnya diatur oleh iris. Pupil terlihat hitam karena semua cahaya yang masuk ke mata diserap oleh pigmen melainkan dalam koroid.
9) Lensa Mata
Lensa mata merupakan struktur yang transparan, elastik, dan berbentuk bikonveks. Lensa mata berperan dalam mengatur cahaya untuk membentuk bayangan. Adanya lensa mata yang menyebabkan rongga mata terbagi menjadi dua, yaitu ruang di depan lensa mata yang berisi cairan bening (aqueous humour) dan ruang di belakang lensa mata yang berisi bahan transparan seperti jeli (vitreous humour).
Aqueous humour berfungsi mempertahankan bentuk yang di depan lensa mata, sedangkan vitreous humour berfungsi mempertahankan bentuk ruang di belakang lensa mata, menyokong lensa mata, serta mempertahankan bentuk bola mata.
10) Fovea
Merupakan suatu bagian kecil pada bagian tengah retina yang tersusun atas sel-sel kerucut. Fovea disebut juga pusat mata. Sebagian besar cahaya difokuskan di fovea. Fovea berfungsi memberikan ketajaman penglihatan yang tinggi.
11) Bintik Buta
Merupakan suatu bagian kecil pada retina tempat serabut-serabut saraf bertemu menjadi saraf optik. Di bagian inilah saraf optik meninggalkan mata. Bintik buta tidak memiliki sel-sel batang dan sel-sel kerucut sehingga tidak peka terhadap cahaya.
12) Ligamen Suspensor
Merupakan ligamen kuat yang menghubungkan otot-otot siliaris dengan lensa. Kontraksi dan relaksasi otot-otot siliaris akan merenggangkan dan mengendurkan ligament suspensor. Hal ini menyebabkan perubahan bentuk lensa.
13) Saraf Optik
Sekumpulan serabut saraf sensori yang meninggalkan bagian belakang mata disebut saraf optik. Saraf optik membawa rangsang dan retina menuju otak.
14) Otot Mata
Otot mata berfungsi dalam pergerakan mata. Salah satu contoh otot mata adalah otot rektus yang berfungsi menggerakkan bola mata ke kanan, ke kiri, ke atas dan ke bawah.
B. Fotoreseptor Mata
Seperti telah disebutkan di depan, di dalam retina terdapat dua macam sel-sel fotoreseptor, yaitu sel-sel batang dan sel-sel kerucut. Keduanya terdapat dalam jumlah sangat banyak. Pada manusia ada sekitar 7 juta sel kerucut dan lebih kurang 125 juta sel batang untuk setiap mata.
Sel-sel batang merupakan sel-sel yang sangat peka terhadap cahaya dengan intensitas rendah. Oleh karena itu, sel-sel batang berperan dalam proses penglihatan pada malam hari atau di tempat yang gelap dan menghasilkan ketajaman penglihatan yang rendah. Namun sel-sel batang tidak mampu mendeteksi warna. Sel-sel batang tersebar di seluruh retina, kecuali di fovea. Sel-sel batang menunjukkan adanya titik pertemuan, contohnya beberapa sel batang bergabung membentuk hubungan dengan satu sel saraf menuju otak.
Di dalam sel-sel batang terdapat pigmen fotosensitif rodopsin yaitu bentuk senyawa antara vitamin A dengan protein tertentu (warna merah atau ungu). Karena hanya ada satu jenis rodopsin, hanya ada satu jenis sel batang. Jika terpapar atau menyerap cahaya, rodopsin terurai menjadi opsin (suatu protein) dan retinal (retinen, suatu derivate vitamin A). Jika tidak ada cahaya atau gelap, rodopsin terbentuk kembali.
Pada saat intensitas cahaya tinggi, rodopsin “menghilang” karena proses pengurainya lebih cepat daripada proses pembentukannya kembali. Pada keadaan demikian, sel-sel kerucut digunakan untuk proses melihat. Dalam keadaan gelap total, diperlukan waktu 30 menit bagi rodopsin untuk terbentuk kembali dan dapat digunakan lagi untuk proses melihat. Itulah sebabnya kita tidak dapat melihat pada saat kita berpindah dari tempat terang ke tempat gelap. Kita memerlukan waktu beberapa menit untuk dapat melihat dengan jelas karena karena sel-sel batang membutuhkan waktu untuk menyintesis kembali rodopsin secara efektif. Pada saat kita kembali ke tempat terang (dari tempat gelap), rodopsin terurai kembali dengan cepat.
Jika kita berdiri di tempat yang gelap, dan melihat langsung pada obyek tertentu, kemungkinan besar kita tidak dapat melihat dengan jelas. Cobalah melihat obyek yang sama tidak secara langsung, melainkan dari sudut mata. Apa yang terjadi ? Kita akan melihat obyek tersebut lebih jelas daripada kalau obyek tersebut ditatap langsung. Apabila kita melihat langsung pada sesuatu, maka cahaya yang masuk ke mata langsung mengenai fovea. Padahal fovea berisi sel-sel konus bukan sel-sel batang. Daerah di luar favealah yang banyak memiliki sel-sel batang. Inilah yang menyebabkan kita dapat melihat lebih jelas benda di tempat gelap dengan melihat dari sudut mata.
Mata manusia berisi lebih sedikit sel-sel batang dibandingkan dengan mata hewan. Inilah yang menyebabkan manusia mempunyai kemampuan melihat yang kurang baik pada waktu malam hari. Kucing, Rusa, dan Burung Hantu dapat melihat dengan cermat pada malam hari karena memiliki banyak sel-sel batang. Burung Hantu bahkan memiliki sel-sel konus sedikit sekali sehingga akan mengalami buta di siang hari.
Berbeda dengan sel-sel batang, sel-sel kerucut peka terhadap intensitas cahaya yang tinggi dan perbedaan panjang gelombang sehingga berperan dalam proses penglihatan di siang hari atau di tempat-tempat terang. Sel-sel kerucut hanya terdapat di fovea. Sel-sel tersebut menghasilkan penglihatan dengan ketajaman yang tinggi. Satu sel kerucut memiliki hubungan satu sel saraf menuju otak.
Di dalam sel kerucut terdapat pigmen fotosensitif iodopsin yaitu senyawa retinin dan opsin. Iodopsin terdapat dalam tiga bentuk berbeda, masing-masing peka terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda dan berhubungan dengan warna biru, hijau, serta merah. Karena ada tiga macam iodopsin, sel-sel kerucut mampu mendeteksi warna.
Berdasarkan jenis iodopsin yang dikandungnya, ada tiga jenis sel kerucut, yaitu sel kerucut biru, sel kerucut hijau, dan sel kerucut merah. Nama-nama tersebut berdasarkan warna cahaya yang diserap, bukan warna penampakan sel-sel tersebut. Jika ketiga jenis sel kerucut mendapat stimulasi yang sama, kita akan melihat warna putih.
Kerusakan sel kerucut menyebabkan buta warna (merah, biru atau kuning). Misalnya dikromat atau monokromat. Dikromat adalah orang yang hanya mempunyai dua sel kerucut, mereka menderita buta warna sebagian. Dikromat hanya dapat menyerasikan spektrum warna dengan mencampur dua warna saja. Monokromat merupakan orang yang hanya dapat membedakan hitam dan putih serta bayangan kelabu.
C. Proses Melihat
Sebagian organ indra, mata peka terhadap intensitas dan panjang gelombang cahaya. Prinsip kerjasama dengan prinsip kerja kamera, yaitu :
1) Pengaturan jumlah cahaya yang masuk oleh iris.
2) Pemusatan (pemfokusan) cahaya oleh lensa mata untuk menghasilkan bayangan yang lebih jelas atau tajam, dan
3) Pendeteksian bayangan oleh retina.
Bagaimanakah mekanisme proses melihat pada mata ? untuk dapat melihat, diperlukan adanya stimulus yang berupa cahaya. Cahaya yang mengenai suatu objek akan dipantulkan ke segala arah. Beberapa pantulan cahaya dari suatu objek masuk ke mata dan mengalami pembiasan (pembelokan) ke arah pupil oleh konjungtiva, kornea, aqueous humour, dan viteous humour. Selanjutnya, lensa mata akan memipih atau mencembung untuk memfokuskan bayangan pada retina. Pemfokusan itu bertujuan menghasilkan satu titik cahaya pada retina untuk membentuk suatu bayangan obyek yang lebih jelas. Sel-sel fotoreseptor pada retina menerima stimulus cahaya, kemudian mengirimkan rangsangan ke otak. Bayangan yang terbentuk pada retina diperkecil ukurannya dan terbalik. Namun, otak menerjemahkan bayangan tersebut sehingga kita menerima bayangan dalam ukuran dan posisi yang benar.
Pemfokusan cahaya ke dalam retina dari obyek pada jarak yang berbeda disebut akomodasi. Pemfokusan meliputi pembelokan atau pembiasan cahaya. Pembiasan cahaya terjadi pada saat cahaya melewati satu medium menuju medium lain yang berbeda kerapatannya, misalnya dari udara ke kornea. Pembiasan kebanyakan terjadi pada kornea. Namun, pembiasan pada kornea tidak dapat diatur. Pembiasan juga terjadi pada lensa. Pembiasan pada lensa dapat diatur dengan cara mengubah bentuk lensa berdasarkan jumlah pembiasan cahaya untuk pemfokusan yang tajam pada retina. Cahaya yang dipantulkan dari benda dekat memerlukan lebih banyak pembiasan untuk pemfokusan sehingga lensa mata menjadi lebih cembung. Sementara itu, cahaya yang dipantulkan dari benda jauh memerlukan lebih sedikit pembiasan sehingga lensa mata menjadi lebih pipih. Perubahanitu terjadi secara otomatis sebagai gerak reflek yang dinamakan akomodasi.
Kecembungan lensa mata dapat berubah-ubah. Perubahan kecembungan tersebut karena kontraksi dan relaksasi otot-otot ligament (badan siliaris) yang melekat pada bola mata. Oleh karena kecembungan lensa mata dapat berubah-ubah maka fokus penglihatan dapat diubah-ubah. Pada saat otot siliaris berelaksasi tekanan luar humour pada sclera menarik ligament suspensor dan meregangkan lensa menjadi lebih pipih. Pada keadaan demikian, mata terakomodasi (contohnya, difokuskan) untuk obyek-obyek yang jauh (lebih dari 6 meter) untuk memfokuskan obyek yang dekat, otot-otot siliaris berkontraksi sehingga menghilangkan tegangan ligament suspensor.
Akibatnya lensa menjadi lebih cembung. Pada mata normal, bayang-bayang obyek akan jatuh pada retina (bintik kuning) yaitu bagian yang paling peka terhadap sinar. Kita hanya dapat melihat obyek pada jarak tertentu. Mata memiliki jarak terdekat untuk dapat melihat dengan jelas yang disebut titik dekat (punctum proximum), sedangkan jarak terjauh mata yang disebut titik jauh (punctum remotum).
D. Kelainan pada Alat Indra Penglihat
Seperti halnya organ tubuh yang lain, mata sebagai alat indra penglihat juga dapat mengalami kelainan ataupun gangguan. Berbagai kelainan yang dapat terjadi pada alat indra penglihat, antara lain myopia, hipermetropia, presbiopia, astigmatis, katarak, buta warna, rabun senja, glaucoma, dan juling. Kelainan ini terjadi karena sinar yang datang tidak jatuh pada bintik kuning.
1) Miopia
Miopia atau rabun jauh merupakan kelainan yang disebabkan bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu bulat sehingga bayangan benda atau obyek yang jaraknya jauh akan jatuh atau difokuskan di depan retina. Akibatnya, penderita tidak dapat melihat dengan jelas benda atau obyek yang jaraknya jauh. Hanya bayangan benda dekat yang difokuskan atau jatuh secara tepat ke retina. Untuk dapat melihat secara normal, penderita miopia membutuhkan kacamata berlensa cekung (negatif) lensa cekung menyebarkan cahaya agar bayangan pada benda berfokus tepat di retina.
2) Hipermetropia
Hipermetropia atau hiperopia disebut juga rabun dekat merupakan kebalikan dari miopia. Mata hipermetropia tidak dapat melihat benda yang dekat dengan jelas. Hipemetropia terjadi karena bola mata terlalu pendek atau terlalu kecil atau lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan benda jatuh di belakang retina. Mata hipemetropia hanya mampu memfokuskan bayangan pada yang jauh, tepat pada retina. Akibatnya penderita tidak dapat melihat dengan jelas benda-benda yang jaraknya dekat. Kelainan hipermetropia dapat diperbaiki dengan kacamata berlensa cembung (positif). Lensa cembung mempersempit berkas cahaya sehingga bayangan benda yang dekat jatuh pada retina. Hipermetropia umumnya diderita oleh orang-orang yang berusia di atas 45 tahun.
3) Presbiopia
Presbiopia disebut juga mata tua karena terjadi seiring dengan proses penuaan karena faktor usia (di atas 45 tahun), elastisitas lensa makin berkurang sehingga menjadi cukup baku dan daya akomodasinya berkurang. Penderita presbiopia dapat ditolong dengan kaca mata berlensa rangkap (bifocal) yang terjadi atas lensa negatif (cekung) dan lensa positif (cembung). Lensa cekung untuk melihat benda jauh dan lensa cembung untuk melihat benda dekat atau untuk membaca.
4) Astigmatis
Astigmatis merupakan kelainan yang terjadi karena kornea mata memiliki kecembungan yang tidak merata. Sehingga berkas cahaya yang masuk ke mata tidak merata pembiasaannya. Akibatnya, bayangan benda jatuh pada tempat yang tidak sama. Penderita astigmatis dapat dibantu dengankaca mata berlensa silindris (memiliki beberapa fokus), yaitu kaca mata berlensa silindris (memiliki beberapa fokus), yaitu kacamata yang diasah secara khusus sehingga dapat mengimbangi ketidakmerataan itu.
5) Katarak
Katarak merupakan kelainan pada mata yang terjadi karena adanya pengapuran pada lensa sehingga elastisitasnya berkurang dan pandangan menjadi tidak jelas (kabur). Pengaburan itu juga menghalangi masuknya cahaya ke mata katarak dapat dihilangkan dengan jalan operasi.
6) Buta warna
Buta warna dipercayai hubungan dengan defisiensi atau kekurangan sel-sel kerucut pada retina. Ada beberapa macam buta warna. Salah satunya adalah buta warna merah hijau yang tidak dapat membedakan warna merah dan hijau. Buta warna merah hijau disebabkan oleh kekurangan atau tidak memiliki sel-sel kerucut merah dan hijau.
Buta warna merupakan kelainan turunan yang terpaut jenis kelamin. Kelainan ini lebih banyak diderita oleh kaum laki-laki daripada kaum perempuan karena gen-gen untuk buta warna merupakan gen resesif yang dibawa oleh kromosom x.
7) Rabun senja
Rabun senja, buta warna atau buta ayam merupakan kelainan pada mata yang ditandai ketidakmampuan melihat pada saat cahaya redup, terutama pada waktu sore hari (senja). Rabun senja disebabkan karena kekurangan pigmen rodopsin yang berguna untuk penglihatan pada saat cahaya redup. Kekurangan pigmen rodopsin menyebabkan mata menjadi tidak respnsif atau tidak tanggap terhadap jumlah cahaya yang sedikit. Rabun senja merupakan salah satu tanda kekurangan vitamin A. Kekurangan vitamin A adalah bagian dari pigmen rodopsin.
8) Glaucoma
Glaukoma adalah munculnya bulor (lingkaran) hijau pada irus karena tekanan di dalam mata meningkat. Peningkatan tekanan tersebut disebabkan oleh bertambahnya sekresi dan penurunan absorbs aqueous humour. Glaucoma sering menimbulkan rasa nyeri pada mata. Jika glaukom atidak segera ditangani, tekanan pada saraf optik akan menyebabkan rusaknya retina yang berakhir dengan kebutaan.
Sebagian besar penurunan absorbs aqueous humour yang menimbulkan glaucoma belum diketahui. Namun, pada beberapa kasus hal itu disebabkan oleh penebalan lensa mata, peradangan, atau faktor-faktor fisik yang menekan atau menyumbat aliran absorpsi. Sebab-sebab lainnya belum diketahui.
9) Juling
Juling disebabkan karena kerja otot penggerak bola mata kanan dan kiri tidak serasi, dan dapat diatasi dengan absorbs kecil.
Sumber
http://biologimanzapo.blogspot.co.id/2011/10/alat-indra-penglihatan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar