Kamis, 31 Mei 2018

Interaksi Interpersonal

Mei 31, 2018 0 Comments

Tugas 5 :
Interaksi Interpersonal
Pengertian Komunikasi Interpersonal
Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi interpersonal menurut para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
  1. G.R Miller dan M. Steinberg (1975) :  Komunikasi interpersonal dapat dipandang sebagai komunikasi yang terjadi dalam suatu hubungan interpersonal.
  2. Judy C. Pearson, dkk (2011) : Komunikasi interpersonal sebagai proses yang menggunakan pesan-pesan untuk mencapai kesamaan makna antara-paling tidak-antara dua orang dalam sebuah situasi yang memungkinkan adanya kesempatan yang sama bagi pembicara dan pendengar.
  3. Joseph A. DeVito (2013) : Komunikasi interpersonal adalah interaksi verbal dan nonverbal antara dua (atau kadang-kadang lebih dari dua) orang yang saling tergantung satu sama lain.
  4. Ronald B. Adler, dkk (2009) : Komunikasi interpersonal adalah semua komunikasi antara dua orang atau secara kontekstual komunikasi interpersonal.


Berita mengenai pasangan bertemu di tinder
Jakarta Girls, ingat nggak "pasangan" yang match di Tinder lalu screenshot percakapan mereka di chat jadi viral karena lucu banget itu? Setelah ngobrol beberapa kalimat sepanjang tiga tahun, mereka akhirnya bertemu di dunia nyata, lho!

Pasangan ini bernama Michelle Arendas (21) dan Josh Avsec (22), keduanya adalah mahasiswa di Kent State University, Ohio, namun justru Tinder lah yang mempertemukan mereka.
Nggak seperti "pasangan" lain yang mungkin langsung nge-gas begitu dapat match di Tinder, Michelle dan Josh justru menjadikan momen ini sebagai bercandaan. Alih-alih ngelempat pick up line dan saling menggombal, dua-duanya malah menunjukkan selera humor yang sama! Ih, gemas deh liatnya.

Isi percakapan mereka di Tinder jadi viral karena Josh mengunggah screenshotnya ke twitter, sembari meminta netizen memerhatikan tanggal di chat mereka masing-masing. Di situlah letak keunikannya! Baik Michelle maupun Josh membalas pesan dalam waktu yang sangat lama, yakni sekitar 3-5 bulan, tapi seolah-olah mereka baru meninggalkan chat itu selama 5 menit. Netizen pun terhibur oleh "pasangan" ini. Malah, mereka sampai disuruh nikah, lho.

Saking viralnya, keberadaan Michelle dan Josh pun terendus oleh Tinder. Menariknya lagi, Tinder bahkan bersedia mengakomodasi pertemuan mereka di dunia nyata, di mana pun mereka mau! Wih, luar biasa, ya?

Singkat kata, Michelle dan Josh memilih Maui sebagai lokasi pertemuan mereka. Namun, sebelum mereka bertemu untuk pertama kalinya di Maui, ternyata mereka lebih dulu dipertemukan di sebuah acara talk show!


Lucu banget, seakan semua orang yang pernah mendengar tentang mereka benar-benar ingin keduanya bertemu dan menjadi pasangan, bukan lagi pasangan dalam tanda kutip.

Pertemuan mereka seperti yang tampak dalam acara tersebut pun berlangsung seru, Michelle dan Josh nggak tampak seperti baru pertama kali bertemu. Bahkan saat mereka beranjak dari bilik yang memisahkan mereka lalu bertatap muka, keduanya berpelukan seperti teman lama. Duh, jangan-jangan pasangan Tinder ini betulan jodoh, ya? Kalau iya, lucu banget sih kisah pertemuan mereka untuk diceritakan ke anak cucunya kelak.


Selain mereka di Indonesia, ada juga pasangan bertemu di tinder juga loh! Tidak pake pacaran, tetapi langsung menikah.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Kisah sukses kencan lewat Tinder lainnya datang dari pasangan bernama Tata dan Fikri. Mereka tak pernah menyangka bahwa akhirnya berjodoh hingga ke pelaminan. Awalnya, Tata membuat akun di Tinder untuk memenuhi hobi travelling-nya. "Sebenarnya main Tinder supaya punya banyak networking dan ngumpulin masa buat nge-trip. Gue liat profil-profil mereka, kalau ada yang hobi travelling, gue 'love'," ungkap Tata.

Wanita yang bermain Tinder sejak Februari 2014 itu lalu match dengan Fikri. Lalu melanjutkan obrolan lewat chatting di Whatsapp. Tata mengajak Fikri untuk liburan bersama. Setelah liburan, hubungan mereka menjadi lebih dekat. Setelah dua bulan dekat, Fikri tiba-tiba mengajak Tata untuk menikah.

"Gue kaget diajak nikah. Gue butuh waktu juga buat jawab pertanyaan dia. Sampai sholat buat netapin hati. Akhirnya sebelum Lebaran, gue mengiyakan permintaanya dia itu," tambah wanita 27 tahun itu.

Persiapan pernikahan Tata dan Fikri pun terbilang cepat. Setelah memutuskan untuk menikah pada Agustus silam, Desember 2014 lalu akhirnya mereka meresmikan jalinan kasih mereka menjadi suami dan istri. "Awalnya ibu gue juga kaget. Nyokap nanya sudah berapa lama pacaran, gue juga bingung jawabnya karena tanpa pacaran. Tapi akhirnya diizinin juga menikah," urai Tata.

**************************************
Menurut pendapat saya, mengenai berita di atas, karena sudah tersedianya situs perjodohan atau pengenalan di dunia maya, memudahkan seseorang yang ingin menemukan teman atau pasangan, meskipun akan sulit untuk menemukan seseorang yang menggunakan identitas aslinya. Dan situs tersebut bisa memiliki dampak positif atau negatif. Tergantung bagaimana seseorang menggunakan dengan baik atau sebaliknya.

Dampak Positif
  1. Menambah pertemanan. 
  2.  Dapat mengetahui berbagai sifat orang.
  3. Bisa menemukan pasangan dalam waktu singkat.
Dampak Negatif
  1. Terjadinya Penipuan / pemerasan
  2. Antisosial
  3. Pemalsuan Identitas.

Nadhifa Ramadhani P.
15516250
2PA14
SUMBER :

Psikoterapi Online

Mei 31, 2018 0 Comments
Tugas 4 :
Pengertian Psikoterapi
Psikoterapi adalah metode yang digunakan untuk merawat kejiwaan, emosi dan gangguan kejiwaan tertentu. Dikenal juga sebagai "terapi berbicara", metode perawatan ini menolong pasien untuk mengenali masalah mereka, mengerti perasaan mereka, menerima kelebihan dan kelemahan mereka, dan membuat mereka berpikir positif terhadap diri sendiri dan juga masalah yang dihadapi. Pada intinya, psikoterapi terdiri dari komunikasi lisan dan non-lisan yang berguna untuk meringankan kesulitan psikologis.

Ada tiga ciri utama psikoterapi, yaitu:
  1. Dari segi proses :  berupa interaksi antara dua pihak, formal, profesional, legal dan menganut kode etik psikoterapi.
  2. Dari segi tujuan : untuk mengubah kondisi psikologis seseorang, mengatasi masalah psikologis atau meningkatkan potensi psikologis yang sudah ada.
  3. Dari segi tindakan: seorang psikoterapis melakukan tindakan terapi berdasarkan ilmu psikologi modern yang sudah teruji efektivitasnya.
Tujuan Psikoterapi
Psikoterapi didasarkan pada fakta bahwa aspek-aspek mental manusia seperti cara berpikir, proses emosi, persepsi, believe system, kebiasaan dan pola perilaku bisa diubah dengan pendekatan psikologis. Tujuan psikoterapi antara lain:
  • Menghapus, mengubah atau mengurangi gejala gangguan psikologis.
  • Mengatasi pola perilaku yang terganggu.
  • Meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan kepribadian yang positif.
  • Memperkuat motivasi klien untuk melakukan hal yang benar.
  • Menghilangkan atau mengurangi tekanan emosional.
  • Mengembangkan potensi klien.
  • Mengubah kebiasaan menjadi lebih baik.
  • Memodifikasi struktur kognisi (pola pikiran).
  • Memperoleh pengetahuan tentang diri / pemahaman diri.
  • Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan interaksi sosial.
  • Meningkatkan kemampuan dalam mengambil keputusan.
  • Membantu penyembuhan penyakit fisik.
  • Meningkatkan kesadaran diri.
  • Membangun kemandirian dan ketegaran untuk menghadapi masalah.
  • Penyesuaian lingkungan sosial demi tercapai perubahan dan masih banyak lagi.
Manfaat Psikoterapi
Psikoterapi terbukti dapat membantu mengobati banyak masalah psikologis. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 75% pasien yang sangat tertolong dengan menjalani psikoterapi. Metode ini juga sangat membantu mereka yang sedang mengalami krisis atau perubahan hidup yang tidak diinginkan. Manfaat dari psikoterapi meliputi:

  1. Membantu pasien untuk lebih memahami diri sendiri termasuk nilai dan tujuan hidup mereka
  2. Mengajari pasien untuk memiliki keterampilan dalam hidup yang sangat penting agar dapat meningkatkan hubungan pribadi mereka
  3. Menolong pasien untuk menemukan solusi yang dapat menangani masalah mereka
  4. Menolong pasien untuk mengerti masalah mereka dan memahaminya dari sudut pandang yang berbeda.



Selain itu, psikoterapi juga diketahui sangat efektif dalam mengatasi kondisi berikut:
1.      Depresi
2.      Kegelisahan
3.      Gangguan kegelisahan, termasuk fobia (takut akan sesuatu)
4.      Alkoholisme
5.      Kecanduan
6.      Krisis percaya diri
7.      Krisis emosional
8.      Perselisihan keluarga
9.      Masalah pernikahan
10.  Gangguan kejiwaan setelah suatu kejadian (post-traumatic stress disorder)
11.  Kelainan kepribadian
12.  Masalah terkait kekerasan terhadap anak
13.  Kelainan bipolar
14.  Skizofrenia
Dua kondisi terakhir biasanya membutuhkan anti-depresan dan obat-obatan lainnya ditambah dengan sesi psikoterapi teratur.

Terapi akan efektif jika :
  • Adanya pemulihan dalam hubungan interpersonal
  • Adanya keterampilan coping yang lebih baik – pertumbuhan personal


Jenis Psikoterapi
  • Cognitive Behavioral Therapy (CBT)
CBT biasanya digunakan untuk menangani penyakit terkait fobia, depresi, serangan kecemasan, trauma, dan gangguan pola makan. Terapi ini merupakan kombinasi antara terapi kognitif dan psikoterapi perilaku.
Terapi kognitif bertujuan menelusuri alur berpikir dan kepercayaan yang menjadi penyebab masalah psikologis. Sedangkan psikoterapi perilaku berfokus kepada mengubah perilaku dan pikiran negatif menjadi perilaku positif.
Pada praktiknya, terapi ini sering kali menggunakan tugas-tugas kecil yang berfungsi melatih skill yang dapat digunakan pada kehidupan sehari-hari.
  • Psikoanalisis
Psikoanalisis merupakan pengembangan dari teori Sigmund Freud yang menyatakan bahwa pemikiran dan pengalaman buruk di masa kecil akan berdampak kepada perilaku saat dewasa.
Terapi ini umumnya bersifat intensif dan membutuhkan waktu yang cukup lama. Pasien dan psikolog terlibat di dalam diskusi mengenai masa lalu pasien, hubungan antar-individu, dan pikiran mengenai orang lain.
  • Psikodinamik
Psikodinamik menggunakan metode yang hampir serupa, namun tidak seintensif psikoanalisis. Metode ini sering melibatkan musik dan seni gerakan yang membebaskan pasien untuk mengekspresikan diri, berkomunikasi, dan berbicara.
Cognitive Analytical Therapy (CAT)
Pada metode CAT, pasien dan psikolog akan mendiskusikan kejadian dan pengalaman pasien di masa lalu yang dinilai melatari masalah psikologis. Psikolog kemudian menganalisis diskusi tersebut untuk menemukan pola kejadian yang dapat menimbulkan permasalahan.
  • Terapi Humanistik
Melalui terapi humanistik, pasien didorong untuk mampu memahami diri dan mengenali kelebihan diri sendiri. Tujuan terapi ini adalah mengubah seseorang menjadi lebih menghargai dirinya dan memiliki pandangan yang positif.
Psikoterapi Online
E-Terapi adalah sebuah modalitas psikoterapi baru yang menyediakan klien cara mengakses seorang profesional kesehatan mental secara online. E-terapi yang sering dilakukan melalui komunikasi e-mail dengan terapis, hal ini juga dapat termasuk chat dan koferensi video, meskipun ini kurang sering digunakan, Juga disebut sebagai terapi online.

E-terapi sering disebut dengan berbagai nama, yaitu:
  • Praktek online
  • E-konseling
  • Terapi berbasis web
  • Konseling berbasis web
  • Konseling e-mail
  • Terapi internet
Terapi internet itu sendiri adalah proses berinteraksi dengan terapis secara online di percakapan yang sedang berlangsung dari waktu ke waktu ketika klien dan konselor berada di lokasi yang terpisah atau terpencil dan memanfaatkan sarana elektronik untuk berkomunikasi satu sama lain.
E-terapi membantu orang mengatasi masalah-masalah dalam kehidupan mereka di bawah bimbingan seorang terapis profesional.
US Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (2009) mendefinisikan e-terapi sebagai:
E-terapi adalah penggunaan teknologi media dan informasi elektronik untuk memberikan layanan bagi klien di lokasi berbeda. Hal ini digunakan oleh seseorang yang terampil dan berpengetahuan profesional (misalnya konselor dan terapis) untuk mengatasi berbagai masalah individu, keluarga dan sosial.

Manfaat E-terapi
Berikut adalah manfaat dari e-terapi yang disebutkan oleh Taintor (2002):
  • Melanggar batas-batas geografis sebagai ICT tidak mengenal batas atau jarak sepanjang fasilitas yang tersedia. Maksudnya dengan e-terapi dapat melakukan konsultasi dari tempat yang berbeda antara klien dan klinisi.
  • E-terapi nyaman, menawarkan kesempatan untuk melakukan terapi tanpa bepergian untuk bertemu terapis atau harus berurusan dengan penampilan seseorang.
  • E-terapi berfungsi sebagai sumber dukungan terapi yang stabil bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan.
  • Sebagai alternatif yang lebih baik bagi mereka yang sengaja menghindari layanan psikoterapi karena rasa takut atau stigma.
Situs E-terapi
Information and Communication Technology (ICT) telah diadaptasi. Sampai saat ini terdapat sejumlah situs yang menawarkan e-terapi dan innumerate. Berikut adalah beberapa situs e-terapi:
Psyshrink
 

Kelebihan
1.      Memberikan kesempatan bagi calon Konseli yang merasa kurang nyaman untuk bertemu dan berkomunikasi secara langsung dan beratap muka dengan konselor.
2.      Konselor dapat mengetahui gambaran perasaan atau emosi Konseli melalui emoticon yang biasanya terintegrasi dalam aplikasi chat.
3.      Melalui email yang merupakan interaksi yang dilakukan secara tidak langsung, individu diberi kesempatan untuk berpikir sebelum menulis sehingga individu dapat dengan mudah mengungkapkan perasaan yang sebenarnya melalui tulisan.
4.      Menghemat waktu
5.      Cocok untuk orang yang kepribadiannya tertutup

Kekurangan
  1. Tidak adanya hubungan atau kontak secara tatap muka. Sehingga menyulitkan bagi konselor untuk melihat ekspresi wajah Konseling.
  2. Tidak adanya kegiatan berbicara secara langsung, sehingga tidak memunculkan reaksi emosional yang secara langsung dapat di interpretasikan oleh konselor.
  3. Tidak terjadinya interaksi secara langsung, kondisi ini membatasi konselor terhadap bahasa tubuh Konseli yang merupakan bagian dari petunjuk penunjang dalam kegiatan konseling.
  4. Keterbatasan ekonomi, dimana tidak seluruh populasi target layanan memiliki akses terhadap fasilitas digital yang memungkinkan bagi mereka untuk mendapatkan layanan konseling melalui internet.
  5. Kurang efektif dalam menangani pasien.

Nadhifa Ramadhani P.
15516250
2PA14

SUMBER :
M, Olasupo, & O, Atiri. (2013). E-Therapy:Contemporary Tool In Psychoterapy. Ife         Psychologia, 21(3), 277-280.
Fundukian, Laurie & Wilson, Jeffrey. (2008). The Gale Encyclopedia of Mental    Health. Psychotherapy, 2, 935-937.
C, Ovofwe. (2013). Psychotherapy: Unity in Diversity. Ife Psychologia,
            21(3), 129-138.
Tugas 5 : Interaksi Interpersonal